Selasa, 21 Februari 2012

TUGAS Bhs.Indonesia


 KARMA DI BULAN ROMADHON

Krik..krik..krik..! suara jangkrik memecah kesunyian malam desa waktu itu.Gema tadarus Alqur’an berkumandang menyejukkan hati.Peristiwa seperti ini sangat lah tidak asing pada  saat bulan romadhon di desaku.
Desa yang terletak di bawah gunung Bancak dengan tanahnya yang subur dan pemandangan yang indah.Malam itu aku berencana untuk pergi ke masjid tadarus dan tidur dimasjid bersama teman-teman.Tapi aku menunggu di rumah sampai salah satu teman ku memanggil ku kerumah karena aku sambil mengerjakan tugas buat besok.
Tok..tok..tok..tak lama kemudian aku mendengar suara orang mengetuk pintu.Agak lama ku buka pintu itu karena aku masih meneruskan tugas ku yang kurang sedikit.Alhamdulillah,,akhirnya selesai juga tugasku ‘’gumam ku dalam hati”.Kubuka pintu itu dan ternyata ia adalah teman ku yang akan memanggil ku ke rumah tadi.
          “lama banget kamu buka pintunya aku kirain kamu tidak ada”. Keluh Adnan temanku.
          “ya maaf Nan,tadi aku masih mengerjakan PR ”.Kataku agak menjelaskan.
          “yasudah aku maafkan ayo kita berangkat ke masjid”.ajaknya.
          “Iya tunggu sebentar aku mau mengambil sarung dulu sambil ijin ibuku”.jawab ku.
Aku masuk rumah segera mencari sarung dan mencari ibuku yang memasak di dapur.
“bu..bu..ibu??! aku mau tidur di masjid”.Kataku dengan agak sedikit merengek.
“iya tapi cepat tidur jangan lupa nanti jam 3 bangun terus sahur di rumah ingat besok masih sekolah”.kata ibuku.
“beres bu,sip ! yasudah aku berangkat dulu ya bu aku sudah di tunggu Adnan di luar nih”.jawabku.
          “iya hati-hati”.Jawab ibuku.
Langsung aku keluar rumah menemui  Adnan di luar rumah dan tak lupa ku kalungkan sarungku yang hangat di leherku.Sesampainya di depan masjid kulihat teman-teman ku telah menungguku.Baru ada 5 anak yang sudah ngumpul di halam masjid itu diantaranya Fani,Dimas,Topik,Zamil,Tera.Mereka tampak agak kesal karena telah agak lama menungguku.
          “yahh,ini dia yang ditunggu tunggu baru nongol”.Gumam teman-temanku.
          “haha,maaf maaf tadi aku masih mengerjakan tugas “.Jelasku.
          “eh Mil,kamu sudah bawa singkong sama korek api belum?”.Tanya Dimas.
          “sudah lah,tapi singkongnya aku lupa bawa.hehehe”.Jawab Zamil dengan gampangnya.
          “dasar ceroboh kamu, ya sudah gampang nanti tinggal ngambil tu di sawah kan banyak,setuju gak ? hehe”. Sahutku.
          “ini kan bulan romadhon ,,masak kita nyolong ?”.Kata Topik mengingatkan.
          “ Alah,kan nanti habis lebaran bisa minta maaf tu ke  pemiliknya jadi dosa kita hilang”.Jawab Fani cueknya.
          “hahaha bisa aja kamu Fan,betul banget tu gimana yang laen setuju gak”.kataku.
          “iyaa deh iya”.Jawab Topik dengan sedikit malas dan disusul yang laen.
            
          “ya sudah ayo kita mengaji dulu”.Ajakku.
Setelah itu kami ber tujuh mengambil air wudlu dan segera masuk ke masjid untuk mengaji.Jam telah menunjukkan pukul 23.15 WIB.Tak terasa kami telah bertadarus hampir 1 jam.Perut kami mulai keroncongan dan tenggorokan pun terasa kering karena belum minum selama kami bertadarus.
          “teman-teman perutku lapar nih”.kata Tera.
          “aku juga tenggorokanku kering,haus”.Sahut Zamil.
          “kalau begitu kita sudahin saja tadarusnya dilanjutin besok”.kata Adnan mengajak.
Berkumpullah kita bertujuh untuk membagi tugas.Dimas dan Topik diberi tugas untuk pulang mengambil air minum dan sisanya bertugas untuk berburu singkong di sawah.Akhirnya berangkatlah kami semua sesuai tugas masing masing.Aku pulang untuk mengambil lampu senter.Kubawa kedua senter ku dan kami bertiga langsung bergegas menuju sawah.Udara yang dingin membuat ku tak melupakan sarung ku.Kubawa sarungku dan ku- kalungkan sarung itu pada leherku.Walaupun hanya berbekal dua senter kami berlima memasuki kegelapan sawah.Suara katak dan jangkrik bernyanyi pada malam itu.Tak lama setelah menyusuri gelapnya sawah akhirnya kami temukan juga pohon penunda lapar yang disebut “singkong”hahaha.Segera aku menyuruh ke empat temanku untuk menggali pohon tersebut.Aku bertugas untuk mengawasi dan yang menyinari mereka dengan senterku.
          “cepat. .! cepat. .! cari singkong yang besar biar nanti kita bisa kenyang!”.Perintahku dengan lirih.
          “beres,nih aku sudah dapet 2 singkong,besar besar”.Sahut Dimas dengan semangatnya.
Fani dengan meraba raba berkata:“Wah aku dapat yang besar dan agak panjang,asyikk!”.
Setelah ku arahkan senterku ke arah Fani aku terkejut kalau ternyata yang dipegang Tera bukanlah singkong melainkan seekor ular yang sedang melingkar tidur di sarangnya.
          “sialan...!!! hiiii. .!”.teriak kaget Fani.
 Dia lari terbirit-birit karena saking kagetnya dan tidak mau lagi untuk menggali singkong.
          “kenapa kamu Fan?,gitu aja takut kamu..hahahha”.Tanya Adnan sambil mengejek.
          “Alah,aku sih kalau berantem sama kamu gak bakalan takut Nan,tapi kalau sama yang namanya ular pasti lari ketakutan aku”.terang Tera.     
          “sukurin lu,”.Kata Dimas dalam hati.
          “Sudah,sudah, jangan ribut gimana Dim kamu sudah dapat berapa?”.Tanyaku sambil melerai.
          “Aku sudah dapat delapan nih.Sudah cukup belum?”.Kata Dimas.
          “wah sudah tuh,ayo teman-teman kita balik”.Kataku mengajak.
Kami kembali ke masjid dengan hati yang senang karena kami nanti bisa makan kenyang,hehe.
Beberapa saat kemudian kami tiba di halaman masjid.Ternyata Topik dan Zamil sudah tiba duluan di halaman masjid.Kami sejenak duduk bersama sama di tepi jalan sambil melepas lelah.Waktu itu jam menunjukkan pukul 00.01 WIB.Kami seakan lupa kalau perut yang sebenarnya lapar karena saking asyiknya bercerita.
Lama kami berbincang,setelah itu kamipun segera menyiapkan api untuk membakar singkong.Kami berpencar untuk mencari kayu bakar .Setelah kiranya kayu bakar itu cukup,aku menyusunnya seperti bentuk kerucut.Api berhasil dinyalakan, singkong hasil buruan yang telah dibersihkan langsung ditata rapi mengelilingi bentuk kerucut kayu yang telah dibakar.Kami berkumpul mengelilingi api yang digunakan untuk membakar singkong tersebut.Dalam hati masing-masing kita berharap kalau singkongnya bisa matang dan enak dimakan.
          “hahh sepi banget,nyanyi yuk!”.Ajakku pada teman teman.
          “Nyanyi apa?”.Jawab Topik.
          “Nyanyi apa ya enaknya..?”.Tanyaku kebingungan.
          “kalau nyanyi lagu Rock gimana ?”.Tanya Adnan.
          “Ngawur..Ini sudah jam berapa,dodol entar menggangu orang yang tidur atau malah dikira orang gila”.Jawabku sedikit mengejek.
          “Aha,aku tau nih lagu pasti pas buat ngilangin ngantuk”.kata Dimas menyaut.
          “Apa,,???”.Semua heran.
          “Kita nyanyi Sahur...Sahur..Sahurrr gitu aja sambil mukuli kentongan”.Jawab Dimas dengan santainya.
          “Dasar gila,,kamu pengen dihajar semua orang kampung ya,,? Ini baru jam setengah satu masih tengah malam masak nyuruh bangun orang buat sahur??”.Jelasku agak kesal.
          “hahahahhahaha”.Semua tertawa.
          “Eh kayaknya singkongnya sudah matang ni,apinya sudah mau mati”.Sahutku penasaran.
Kami sudah tidak sabar untuk merasakan kelezatan singkong bakar yang tidak halal ini,hehe.Dengan tanpa di komando kami mengambil satu persatu singkong tersebut.Singkong yang besar-besar membuat kami menelan ludah semua karena membayangkan kelezatannya.Adnan dengan rakusnya mengambil dua singkong yang besar-besar.Ia mencoba menggit singkongnya tetapi tidak bisa.”Masak singkongnya kacel”katanya dalam hati.
Dan ternyata benar,semua singkong yang kami bakar tidak ada satupun yang matang.Kami semua kecewa.Perjuangan kami semua sia sia karena kami harus menunda rencana makan gratisan ini.
          “Sial,kerja keras kita percuma,ayo kita tidur saja sudah jam berapa ini ?”.Kataku dengan sedikit kecewa.
          “Ayo,huaamm..aku sudah ngantuk sudah jam 01.45 nih ”.Kata Dimas .
          “Yasudah ayo,besok pagi aku masuk sekolah ”.Jawab Tera.
Kami semua dengan badan yang tampak letih berjalan menuju serambi masjid.
          “Nan,ambil tikarnya di dalam masjid kita tidur di serambi masjid aja jangan di dalam”.Kataku.
“iya !”.Jawab Adnan dengan sedikit mengeluh.
Tikar sudah di tata rapi dan lampu sudah dimatikan.Kami semua tidur terlentang dan terlelap dalam selimut malam dan ditemani suara jangkrik yang selalu bernyanyi menghantarkan kami semua ke alam mimpi.






             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar